Tugas UTS Essay Psikologi Perkembangan

 

Nama               : Mariyatul Kiptiyah

NIM                : 191310004160

Kelas               : 4PAIA7

Dosen              : Naili Rofiqoh, S.Psi., M.Si.

Materi              : Teori ekologi dan perannya dalam psikologi perkembangan

PENANAMAN KARAKTER PADA PENDIDIKAN ANAK

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku, penambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup agar peserta didik menjadi lebih dewasadalam pemikiran dan sikap. Pendidikan di era digital saat ini sangatlah pesat, kemajuan dalam bidang teknologi tidak hanya dinikmati oleh orang dewasa saja, anak-anak usia sekolah dasar juga sudah bisa menikmati dari hasil perkembangan teknologi saat ini. Teknologi banyak dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, sebagai sarana dan prasarana interaksi antara pendidik dan peserta didik. Perkembangan teknologi saat ini mempunyai dampak positif dan damapak negatif, sebaiknya dampak positif lebih dominan dimanfaatkan oleh pengguna teknologi.

Munculnya banyak kasus yang destruktif dalam konteks kebangsaan, misalnya terjadinya sentimen antar etnis, perselisihan antar suku, kasus-kasus narkoba, tawuran antar pelajar, kekerasan terhadap anak, begal di mana-mana, kasus Bullying, menunjukkan karakter kebangsaan yang lemah. Pembentukan karakter sedari dini akan menumbuhkan budaya karakter bangsa yang baik dan kunci utama dalam membangun bangsa.

Pendidikan karakter bertujuan agar peserta didik sebagai penerus bangsa mempunyai akhak dan moral yang baik, untuk menciptakan kehiupan berbangsan yang adil, aman dan makmur. Tujuan Pendidikan dalam Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

PEMBAHASAN

Menurut Teori anak usia 7 – 11 tahun mengalami tingkat perkembangan Operasinal konkret. Tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional. Ini berarti anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah-masala yang konkret. Bila mengadapi suatu pertentangan antara pikiran dan persepsi, anak dalam periode ini memilih mengambil keputusan logis dan bukan keputusan perseptual seperti anak pra- operasional. Pada zaman digital, anak usia sekolah dasar sudah bisa mengoperasikan barang-barang teknologi seperti Ponsel, komputer, video game dan lain-lain. Dikutip dari jurnal AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 1, 2018

Anak-anak dewasa ini lebih banyak menghabiskan waktu bermain games online, berinteraksi dengan media gadget, seperti telepon seluler, laptop dan Video Games. Aktivitas yang bersentuhan dengan teknologi lebih mewarnai kehidupan anak, daripada berinteraksi dengan teman sebaya di lingkunganrumah, bermain sepak bola, bersepeda dan aktivitas bermain lainnya. Aktivitas anak usia sekolah dasar harus diawasi oleh keluarga, pendidik maupun masyarakat sekitar, agar anak tidak terkena dampak negatif dari teknologi digital. (Salman Hasibuan : 2015)

Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham tenang mana yang benar dan salah, mampu merasakan nilai yang baik dan biasa melakukannya. Pada periode anak sekolah dasar, metode yang dilakukan guru untuk mengembangkan karakter adalah pengarahan, pembiasaan, keteladanan, penguatan, hukuman. Nilai-nilai karakter yang bisa digali dalam pembelajaran seperti Religius, jujur, kerja keras, disiplin, rasa tanggung jawab, cinta tanah air, peduli terhadap lingkungan sekitar, jiwa sosial yang kuat.

Konsep Dasar Pendidikan Karakter

Konsep dasar pendidikan karakter tertuang dalam Permendikbud No 23 tentang Penumbuhan Budi Pekerti tahun 2015. Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) bertujuan :

1.      menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan

2.      menumbuhkembangkan          kebiasaan         yang    baik     sebagai bentuk pendidikan karakter sejak di keluarga, sekolah dan masyarakat

3.      menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan keluarga, dan/atau

4.      menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat

Prinsip Pendidikan Karakter

Berikut ini prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan nilai atau karakter bangsa yaitu:

1.      Nilai dapat diajarkan atau memperkuat nilai-nilai luhur budaya bangsa melalui olah pikir, olah rasa, olah karsa, olah qalbu, dan olah raga dihubungkan dengan objek yang dipelajari yang terintegrasi dengan materi pelajaran.

2.      Proses perkembangan nilai-nilai/karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan pembelajaran.

3.      Proses pengembangan nilai-nilai karakter bangsa merupakan proses yang berkelanjutan sejak peserta didik masuk dalam satuan pendidikan

4.      Diskusi tentang berbagai perumpamaan objek yang dipelajari untuk melakukan olah pikir, olah rasa, olah qolbu, dan olah raga untuk memenuhi tuntutan dan munculnya kesadarn diri sebagai hamba Allah, anggota masyarakat dan bangsa maupun warga negara, dan sebagai bagian dari lingkungan tempat hidupnya.

5.      Program perkembangan dirinya melalui kegiatan-kegiatan rutin budaya sekolah, keteladanan, kegiatan spontan pada saat kejadian, pengkondisian dan pengintegrasian pendidikan nilai karakter denganmateri pelajaran, serta merujuk kepada pengembangan kompetensi dasar setiap mata pelajaran. (Saiful bahri : 2015)

Peran Pendidikan dalam Penanaman Karakter

Penanaman karakter dalam perannya dalam bidang pendidikan adalah sebagai berikut:

1.      Pembinaan watak, (jujur, cerdas, peduli, tangguh) merupakan tugas utama pendidika.

2.   Mengubah kebiasaan buruk tahap demi tahap yang pada akhirnya menjadi bak. Dapat mengubah kebiasaan senang tetapi jelek yang pada akhirnya menjadi benci tetapi menjadi baik.

3.   Karakter merupakan sifat yang teranam di dalam jiwa dan dengan sifat itu seseorang secara spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap, tindakan dan perbuatan.

4.   Karakter adalah sifat yang terwujud dalam kemampuan daya dorong dari dalam kelar untuk menampilkan perilaku terpuji dan mengandung kebajikan (Daryanto, Darmiatun Suryatri : 2013)

Pendidikan Karakter di Era Digital

Adapun yang harus dilakukan orang tua terhadap anak dalam pengasuhan digital atau digital parenting adalah sebagai berikut:

a)      Meningkatkan dan memperbarui wawasan tentang internet dan gadget. Orang tua tidak bisa mengawasi anak-anak apabila orang tua gagap teknologi.

b)      Jika di rumah ada internet, posisikan di ruang keluarga dan siapa yang dapat melihat apa yang dilakukan anak dalam mengakses internet.

c)      Membatasi waktu pada anak dalam menggunakan gadget dan internet.

d)      Memberikan pemahaman dan kesadaran bersama akan dampak negative dari internet atau gadget. (Salman Hasibuan : 2015)

e)      Secara tegas melarang sesegera mungkin jika ada yang tidak pantas ditonton

f)       Menjalin komunikasi yang terbuka dua arah dengan anak-anak. ( Yulia Palupi : 2015)

SOLUSI

Pendidikan karakter tentu tidak hanya ditentukan oleh guru tetapi orang tua dan lingkungan masyarakat juga turut mempengaruhi. Oleh karena itu sebagai orang tua kita harus membangun nilai-nilai pendidikan karakter sendiri mungkin kepada anak kita karena orangtua adalah rumah pertama bagi mereka maka akan sangat mudah mengajarkan pendidikan karakter tersebut. Dan tidak lupa orang tua juiga berperan aktif dalam mengajarkan nilai-nilai keagamaan karena di dalam nilai keagamaan tersebut ada beberapa bagian dari nilai karakter yang ada seperti religious, toleransi, saling menghargai dan  lain-lain. Lingkungan masyarakat juga turut menentukan sehingga kita sebagai orangtua tetap harus siap dan waspada akan pergaulan yang dijalin oleh anak-anak.

KESIMPULAN

Karakter akan terbentuk bila aktivitas dilakukan berulang-ulang secara rutin hingga menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter. Pendidikan karakter dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang berkaitan denga norma-norma perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Di era digital ini peran keluarga, guru dan masyarakat sekitar sangatlah penting dalam meningkatkan karakter calon penerus bangsa. Keluarga sebagai tempat utama dan pertama peserta didik menjalani kehidupan hendaklah mengawasi dan membimbing dengan penuh kasih sayang, tegas, dan cermat. Peran guru dalam membangun karakter peserta didik semakin meningkat, kompleks dan berat. Guru tidak hanya mengajarkan konsep karakter yang baik, tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik untuk dapat mengimplementasikan pada kehidupam sehari-hari. Guru juga sebagai panutan harus menerapkan karakter yang baik pada dirinya sendiri. Masyarakat sekitar juga berperan dalam mengawasi dan memotivasi perkembangan karakter peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Abeng Eddy Adriansyah Dkk. 2015. Jendela Keluarga. Bandung: MQS Publishing, Cet III.

Departemen Agama RI. 2000. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: PT. Intermasa.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Daryanto, Darmiatun Suryatri. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah.Yogyakarta: Gava Media.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015. Jakarta: Permendikbud.

Peraturan Presiden No 87 Pasal 2 Tahun 2017, Penguatan Pendidikan Karakter, (http://www.setkab.go.id/wp-content/upload/2017/09/Perpres No 87 tahun 2017, ( Diakses 20 april 2017)

Saiful Bahri. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mengatasi Krisis Moral diSekolah , 2015, TA’ALLUM Vol 03. No 01, juni 2015

Salman Hasibuan. 2015. Budaya Media dan Partisipasi Anak di Era digital, Proceeding of International Post-Graduate Conference. Surabaya: Program Studi S2 dan Komunikasi Universitas Airlangga.

Sukiman, dkk. 2016. Seri Pendidikan Orang Tua: Mendidik Anak di Era Digital.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Yulia Palupi, 2015. Digital Parenting Sebagai Wahana Terapi untuk Menyeimbangkan Dunia Digital dengan Dunia Nyata Bagi Anak, Yogyakarta: Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta tahun 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat Idul Adha: Nabi Ibrahim yang Nyaris Sembelih Anaknya

Tata Cara Mengkafani Jenazah Laki-Laki dan Perempuan, Sesuai Syariat Islam

Tata Cara Aqiqah, Tuntunan dan Hukumnya Menurut Islam